Satu hal yang sama sekali tidak boleh ketinggalan ketika kita
membahas suatu bangunan adalah atap. Ya, atap mempunyai dua fungsi utama
yang sangat penting. Fungsi yang pertama adalah sebagai peneduh dan
pelindung bangunan. Atap melindungi bangunan dari panas matahari dan
hujan. Selain itu, atap mempunyai fungsi yang tidak kalah penting dalam
aspek estetika. Atap seakan-akan berfungsi sebagai mahkota pada sebuah
rumah. Atap adalah elemen bangunan utama yang akan menentukan perwajahan
rumah Anda.
Pada rubrik ini, beberapa saat yang lalu kita sudah pernah membahas
mengenai pemilihan bahan konstruksi atap, atau kuda-kuda. Nah, saat ini
kita akan bahas komponen lain yang tidak kalah penting dalam struktur
atap, yaitu bahan penutup atap.
Dalam memilih bahan penutup atap, pertimbangan utama adalah bentuk
atap itu sendiri. Pemilihan bentuk atap sangat dipengaruhi oleh style
arsitektural yang diinginkan. Misalnya, style modern dan minimalis akan
lebih cocok dengan bentuk atap datar, atap dengan kemiringan rendah,
atau atap berbentuk pelana. Atap dengan kemiringan sedang lebih netral
dan bisa menyesuaikan dengan style arsitektural apapun. Sementara itu,
atap pelana dengan kemiringan tajam akan sangat sesuai dengan style
arsitektur tropis. Sedangkan atap berbentuk perisai akan sangat cocok
dengan style arsitektur tradisional, vernakular, mediteran, dan bangunan
bergaya formal.
Nah, setelah menentukan bentuk atap yang sesuai dengan style bangunan
yang kita inginkan, ada beberapa pertimbangan yang lain dalam memilih
material penutup atap yang sesuai :
- Bahan penutup atap harus dapat bersifat isolasi yang cukup baik terhadap panas, dingin dan bunyi
- Harus rapat terhadap air hujan / tidak tembus air.
- Tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian / perubahan cuaca
- Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan.
- Tidak mudah terbakar
- Bobotnya cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah di pasang
- Tahan lama
Selain itu, pertimbangan pemilihan bahan penutup atap juga tergantung
pada sudut kemiringan atap. Karena material tertentu mensyaratkan sudut
kemiringan atap tertentu, yang terkait dengan sistem pemasangan dan
sambungannya :
- Untuk atap yang berbentuk hampir datar (kemiringan 0-10 derajad),
kita hanya mempunyai satu pilihan, yaitu menggunakan dak beton. Dak
beton yang terlihat datar pun harus mempunyai kemiringan yang cukup
(3-5%) supaya air bisa mengalir menuju saluran pembuangan. Kekuatan dak
beton sangat bergantung pada saat proses pengecoran. Gunakan bahan
campuran beton yang berkualitas baik, yaitu semen, pasir, dan kerikil,
dengan perbandingan yang tepat (1 PC : 3 pasir : 5 kerikil). Pada saat
proses pengeringan, dak beton tidak boleh kering terlalu cepat. Untuk
itu biasanya dak beton yang habis dicor harus ditutup dengan karung
basah dan disiram setiap hari. Dengan cara tersebut, proses pengeringan
dan pengerasan beton akan terjadi secara kimiawi akibat bonding agent
yang terkandung dalam material semen, dan bukan secara fisika akibat
perubahan suhu. Bila dak beton terlalu cepat kering, maka akan terjadi
retak-retak rambut yang sangat beresiko menimbulkan kebocoran di
kemudian hari. Pembuatan atap dak beton haruslah sempurna dan ‘sekali
jadi’, sekali saja terjadi kesalahan pada saat pengecoran atau pembuatan
dak dan menimbulkan kebocoran, maka akan sangat sulit diatasi dengan
metoda apapun. Untuk itu rencanakanlah dengan baik desain dak beton yang
akan kita buat, sudut kemiringan, dan arah aliran air, serta saluran
pembuangannya.
- Untuk sudut atap yang kecil (kemiringan 10-25 derajad), gunakan
bahan penutup atap yang berbentuk lembaran besar, misalnya seng, asbes,
metaldeck (galvalume dan zincalume). Untuk tampilan yang lebih bagus dan
insulasi bunyi dan panas yang lebih baik, Andabisa menggunakan bahan
atap yang lain yang saat ini sedang ngetrend, yaitu yang berbahan dasar
bitumen selulose. Bahan atap jenis ini banyak tersedia di pasaran dengan
berbagai merek. Jangan pernah gunakan material genteng untuk sudut atap
sekecil ini. Genteng mempunyai celah-celah yang cukup lebar pada
sambungannya, sehingga pada sudut sekecil ini akan beresiko terjadi
kebocoran karena tampias air hujan.
- Untuk sudut kemiringan atap sedang (kemiringan 25 – 60 derajad, anda
bebas untuk menggunakan material apapun sebagai bahan penutup atap.
Sudut ini adalah sudut yang ‘aman’. Pertimbangan yang diambil dalam
memilih jenis bahan penutup atap pada sudut kemiringan atap ini, murni
berdasarkan estetika.
- Untuk sudut kemiringan atap tajam (kemiringan 60 – 75 derajad),
bahan yang dapat anda gunakan adalah sama dengan atap dengan sudut
kemiringan kecil, yaitu asbes, metal deck atau metal sheet, seng, dan
bitumen selulose. Anda juga bisa menggunakan sirap, baik sirap alami
yang berbahan dasar kayu, ataupun sirap sintetis yang berbahan dasar
fiber-cement. Seperti halnya pada sudut kemiringan atap yang kecil, pada
sudut kemiringan tajam inipun, penggunaan genteng sangat tidak
disarankan. Genteng tidak mempunyai mekanisme penggantung yang sesuai
untuk sudut tajam tersebut, sehingga beresiko untuk jatuh atau melorot.
- Untuk atap dengan bentuk hampir vertikal (75 – 90 derajad), pilihan
kita sama seperti bentuk atap yang hampir datar, yaitu dak beton.
Demikian sudah kita bahas secara lengkap dan detail, berbagai
pertimbangan dan alasan pada saat kita akan memilih bahan penutup atap.
Nah , minggu depan akan kita bahas mengenai jenis-jenis material penutup
atap itu sendiri beserta karakteristik masing-masing. Jangan sampai
ketinggalan ya.
(sumber gambar : homeidb.com; interiorminimalis.net; gomallard.com; rumahalami.blogspot.com)
Septana Bagus Pribadi, ST, MT
Staff pengajar Jurusan Arsitektur FT Undip
*) Tulisan ini dimuat di Rubrik Bale, Harian Suara Merdeka